image_pdf
Rektor an Para Wakil Rektor UM berfoto bersama dengan delegasi IFLI

Malang. Memunculkan inovasi baru tentang pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM) melanjutkan kerjasama dalam Indonesian Flagship Language Innitiative (IFLI) program, USA di Ruang Sidang Rektor, Graha Rektorat lantai 8 UM (14/9). Kerjasama tersebut turut dihadiri oleh delegasi dari Defence Language and National Security Education Office(DLNSEO), Institute of International Education (IIE), University of Wisconsin (UW), dan American Council for International Education (ACIE).

Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd., Rektor UM, mengatakan bahwa kerjasama tahun kedua ini merupakan suatu hal yang sangat penting bagi UM untuk mendorong UM dalam memberikan layanan terbaik kepada seluruh peserta yang mengikuti program tersebut.

Penyerahan buku dari delegasi IFLI kepada pimpinan UM

Direktur Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), Dr. Gatut Susanto, M.M., menuturkan bahwa secara umum pembelajaran IFLI merupakan pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia yang dilaksanakan selama satu semester.

“Ini berbeda dengan program sebelumnya, peserta program IFLI tidak hanya belajar bahasa melainkan juga belajar tentang budaya, oleh sebab itu program ini akan melibatkan banyak pihak”, tuturnya.

Selain itu, Dr. Michael Nugent, Direktur Defence Language and National Security Education Office (DLNSEO) juga memaparkan bahwa program tersebut sangat penting bagi Amerika, karena semakin hari banyak orang amerika yang melakukan perjalanan baik travelling maupun bekerja di berbagai dunia. Namun selama ini seperti yang kita tahu mereka tidak dibekali keterampilan bahasa dan budaya yang mencukupi. Sehingga program ini menjadi inovasi untuk memberikan generasi muda amerika keterampilan bahasa dan budaya yang mereka perlukan yang dimana mereka akan melakukan travelling atau bekerja nantinya.

Penyerahan cinderamata

“Tujuan kami ke Indonesia untuk meningkatkan kerjasama dengan UM dan menggali informasi terkait bagaimana kami bisa meningkatkan kualitas program ini dimasa yang akan datang dan juga memberikan dukungan kepada kedua belah pihak baik di Amerika dan di Indonesia” papar direktur DLNSEO itu.

Maxmilian Angerholzer, Executive Vice President of the Institute of International Education (IEE), dalam kesempatannya mengatakan IEE ini memiliki staf sekitar 700 orang, dan mereka saat inimengelola setidaknya 150 program. Dan kami memiliki kantor cabang di Jakarta.

“Institusi ini dibentuk sejak 100 tahun lalu, tujuannya adalah untuk memfasilitasi komunikasi antar budaya, membuat “dunia menjadi sempit” karena kita memiliki pemahaman yang sama, walaupun berbeda-beda, akan tetapi kita masih bisa memahami satu sama lain”, ucapnya.

Pewarta: Muhammad Nurrizal Zabawi – Internship Humas UM

Pewarta Foto: Derin Aypa – Internship Humas UM